0
KEAMANAN INFORMASI : SOCIAL ENGINEERING
Posted by miaresty
on
03.22
Apa itu social engineering? Social engineering adalah pemerolehan informasi atau
maklumat rahasia/sensitif dengan cara menipu pemilik informasi tersebut. Social
engineering umumnya dilakukan melalui telepon atau internet.
Social engineering merupakan salah satu metode yang digunakan oleh hacker untuk
memperoleh informasi tentang targetnya, dengan cara meminta informasi itu langsung
kepada korban atau pihak lain yang mempunyai informasi itu. (Wikipedia bahasa
Indonesia)
Metode yang Dipakai
Metode untuk melakukan social engineering bisa dibagi ke dalam dua cara yaitu secara fisik dan secara psikologi. Untuk metode social engineering secara fisik bisa dilakukan dengan mendatangi tempat kerja, melakukan hubungan telepon, memeriksa dari hasil sampah (mengambil sampah orang lain bukan merupakan pelanggaran hukum) atau dengan koneksi Internet. Bila attacker memilih mendatangi tempat kerja, dia cukup memasuki perusahaan sasaran dengan berpura-pura menjadi konsultan, pegawai operasional, atau siapa pun yang berhak memasuki perusahaan tersebut. Selanjutnya dia bisa memasuki ruang-ruang seperti pada cerita di atas, atau cukup duduk dan menunggu sampai ada pegawai yang secara ceroboh menuliskan atau membicarakan password atau informasi penting lainnya di depannya.
- Social Engineering dengan melakukan hubungan telepon
Yang paling sering terjadi adalah metode ini . Dengan melakukan sedikit trik seorang attacker yang berpengalaman akan mampu membuat pegawai yang menerima telepon mengucapkan username maupun passwordnya atau informasi lainnya yang dibutuhkan attacker.
Biasanya pegawai yang bertugas di lini depan seperti bagian informasi atau customer service yang akan dihubungi karena selain mereka memang dilatih untuk selalu bersikap ramah dan memberikan informasi kepada penelpon. Mereka biasanya hanya mendapatkan sedikit pelatihan mengenai masalah teknik sehingga kurang mengerti bagaimana mengamankan informasi yang penting bagi keamanan perusahaan. Mereka akan selalu berusaha memberikan informasi yang diminta penelpon secepat mungkin agar bisa segera menerima penelpon berikutnya tanpa sempat memikirkan apa yang dapat dilakukan oleh penelpon dengan informasi yang telah diberikannya.
Dari mereka biasanya attacker mendapatkan informasi yang diinginkannya dengan mudah.
Bisa juga dengan langsung menelpon ke admin. Misalnya setelah seorang attacker mempelajari suatu perusahaan yang menjadi sasarannya, dia akan menelpon ke admin dengan mengaku
sebagai pegawai yang ada di perusahaan tersebut. Karena dia telah mempelajari, bisa saja dia mengaku sebagai pegawai A yang menempati ruang kantor sebelah B di urutan meja ke X. Setelah merasa admin bisa diperdaya, dia akan mengatakan ,”Buku catatan kecil saya yang berisikan catatan password tertinggal di meja sehingga saya tidak bisa menyelesaikan pekerjaan saya dari rumah. Bisakah anda mengambilkan untuk saya ?” Seorang admin tentunya terlalu sibuk untuk dapat mengambilkan buku catatan seseorang, dan karena dia telah merasa yakin penelpon adalah pekerja di situ, dia cukup membuka database dan memberitahukan password ke penelpon.
2. Dumpster Diving
Dumpster diving atau juga disebut trashing adalah metode populer lainnya, yaitu attacker
mengumpulkan informasi dengan memeriksa sampah perusahaan sasaran. Ada banyak yang bisa didapatkan seorang hacker dari sampah perusahaan selama sampah itu tidak berupa makanan busuk. Buku telepon akan memberikan petunjuk nama dan nomer orang-orang yang bisa dihubungi, kalender menunjukkan pekerja mana saja yang akan bertugas keluar kota pada saat tertentu, catatan kerja harian bisa dipelajari untuk dicari kelemahannya, dan sebagainya.
3. Koneksi Internet
Ketika seorang pekerja sedang melakukan koneksi Internet, tiba-tiba sebuah pop-up window keluar dan mengatakan bahwa koneksinya terputus dan untuk itu dia harus kembali menuliskan username dan passwordnya. Tanpa curiga pekerja tadi akan melakukannya dan semudah itu attacker mendapatkan informasi.
Sebuah kesalahan yang sering dilakukan adalah orang cenderung untuk menggunakan password yang sama untuk berbagai layanan yang dimilikinya, misalnya untuk e-mail, messenger, ATM, dan sebagainya. Akibatnya begitu seorang attacker berhasil mendapatkan password tadi, dia akan bisa memasuki semua layanan yang tersedia untuk orang tadi.
Pengiriman e-mail juga sering dilakukan karena e-mail bisa membawa berbagai virus dan trojan. Misalnya dengan memberitahukan bahwa attachment file yang disertakan di e-mail merupakan patch sistem operasi yang harus segera dijalankan. User mungkin merasa ini bukan hal yang perlu dilakukan verifikasi terlebih dahulu karena merasa e-mail itu berasal dari vendor sistem operasi yang digunakan. Selanjutnya dengan satu langkah klik user telah berhasil menanamkan trojan (meskipun tidak sengaja) yang siap membuka jalan untuk serangan.
Pada intinya dengan bekal pengetahuan dan pemahaman tentang keamanan jaringan yang kurang, manusia sebagai user bisa melakukan berbagai tindakan yang membahayakan keamanan jaringan dan secara tidak langsung membantu attacker untuk menyusup ke dalamnya.
4. Pendekatan Psikologi
Selain cara-cara di atas, seorang attacker bisa menggunakan langkah-langkah psikologis untuk mendapatkan informasi, yaitu dengan mengadakan sebuah ikatan emosional dalam tujuan mendapatkan kepercayaan. Atau seperti yang pernah Kevin Mitnick ucapkan, "That is the whole
idea: to create a sense of trust and then exploiting it." Misalnya dengan menjalin suatu
hubungan dengan orang dalam, sebagai contoh dengan memacari sekretaris dari pemimpin
perusahaan. Dia lalu akan memberikan kesan sebagai orang yang bisa dipercaya dan lambat tapi pasti tidak hanya si sekretaris, tapi setiap rahasia perusahaan pun akan berada di tangannya.
Attacker bisa melakukan berbagai hal untuk sekedar menarik simpati atau menjalin hubungan dengan orang-orang yang dianggap bisa menjadi jalan untuk mencapai tujuannya dan memang pada dasarnya seni dari social engineering adalah bagaimana seorang attacker bisa mendapatkan kepercayaan dari pihak korban.
Teknik Social Engineering
Secara garis besar social engineering dapat dilakukan dengan
beberapa macam teknik, seperti :
- Pretexting : Pretexting adalah suatu teknik untuk membuat dan menggunakan skenario yang diciptakan yang melibatkan korban yang ditargetkan dengan cara meningkatkan kemungkinan korban membocorkan informasinya. Pretexting bisa disebut sebagai kebohongan yang terencana dimana telah diadakan riset data sebelumnya untuk mendapatkan data-data akurat yang dapat meyakinkan target bahwa kita adalah pihak yang terautorifikasi.
- Diversion Theft : Diversion Theft atau yang sering dikenal dengan Corner Game adalah pengalihan yang dilakukan oleh professional yang biasanya dilakukan pada bidan transportasi atau kurir. Dengan meyakinkan kurir bahwa kita adalah pihak legal, kita dapat mengubah tujuan pengiriman suatu barang ke tempat kita.
- Phising : Phising adalah suatu teknik penipuan untuk mendapatkan informasi privat. Biasanya teknik phising dilakukan melalui email dengan mengirimkan kode verifikasi bank atau kartu kredit tertentu dan disertai dengan website palsu yang dibuat sedemikian rupa terlihat legal agar target dapat memasukkan account-nya. Teknik phising bisa dilakukan melalui berbagai macam media lain seperti telepon, sms, dsb.
- Baiting : Baiting adalah Trojan horse yang diberikan melalui media elektronik pada target yang mengandalkan rasa ingin tahu target. Serangan ini dilakukan dengan menginjeksi malware ke dalam flash disk, atau storage lainnya dan meninggalkannya di tempat umum, seperti toilet umum, telepon umum, dll dengan harapan target akan mengambilnya dan menggunakannya pada komputernya.
- Quid pro pro : Quid pro pro adalah sesuatu untuk sesuatu. Penyerang akan menelpon secara acak kepada suatu perusahaan dan mengaku berasal dari technical support dan berharap user menelpon balik untuk meminta bantuan. Kemudian, penyerang akan “membantu” menyelesaikan masalah mereka dan secara diam-diam telah memasukkan malware ke dalam komputer target.
- Dumpster diving : Dumpster diving adalah pengkoleksian data dari sampah perusahaan. Bagi perusahaan yang tidak mengetahui betapa berharganya sampah mereka akan menjadi target para hacker. Dari sampah yang dikumpulkan seperti buku telepon, buku manual, dan sebagainya akan memberikan hacker akses besar pada perusahaan tersebut.
- Persuasion : Persuasion lebih dapat disebut sebagai teknik psikologis, yaitu memanfaatkan psikologis target untuk dapat memperoleh informasi rahasia suatu perusahaan. Metode dasar dari persuasi ini adalah peniruan, menjilat, kenyamanan, dan berpura-pura sebagai teman lama.
Bagaimana Cara Menanggulangi Serangan Social Engineering?
Sebenarnya bahaya social engineering susah-susah gampang untuk ditanggulangi, karena ini adalah masalah yang disebabkan oleh human error, semuanya tergantung pada masing-masing orang yang mengalaminya. Namun tentunya, ada beberapa cara yang dapat memudahkan para target serangan ini untuk mendeteksi dan meminimalisasi kemungkinan terjadinya serangan social engineering. Berikut ini adalah beberapa langkahnya:
semoga bermanfaat, bagi yang membutuhkan.
Posting Komentar